Senin, 04 Juni 2012

Harta dan Anak Saatnya Tidak Berguna

Harta dan Anak Saatnya Tidak Berguna
Mengawali materi ini akan dikutip ayat ke 88-89 Surat Asy-Syu’ara yang berbunyi sebagai berikut ini:
يَوْمَ لا يَنْفَعُ مَالٌ وَلا بَنُونَ (٨٨)إِلا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (٨٩)
Artinya:“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”

Marilah kita manfaatkan sebaik-baiknya hidup ini, sudah berapa banyak tenaga yang kita kuras dan berapa jumlah harta yang yang kita korbankan untuk tujuan fisabilillah. Atau mungkin justru manusia sudah terjebak dalam pengorbanan di jalan syetaniyah, atau sesat-sesatnya, dan  kita merasa tidak sadar, naudzubillahi min dzalik. Karena pasti akan datang suatu waktu, yang mana anak-keturunan yang kita dibangga-banggakan, harta yang ditumpuk-tumpuk, yang membuat jadi sombong alias takabur ketika hidup di dunia, itu semua tidak ada manfaat dan berlaku lagi, kecuali orang-orang yang menghadap kepada Allah SWT., dengan hati yang salim.  
Oleh karena itu mencari rizki yang halalan thoiban adalah kewajiban kita semua (fardhu ’ain), tentunya dengan tidak menghalalkan segala cara seperti ketika berdagang mengambil untung sebesar-besarnya. Demikian juga wajib bagi kita untuk meninggaalkan anak keturunan yang sholeh, namun apapun yang kita raihi semuanya tidak akan bisa menolong kita kelak di hari kiamat kecuali hanya amal ibadah kita selama dunia ini.
Nabi pernah mengingatkan bahwa yang akan mengikuti mayat ada tiga, 1. harta 2. keluarga 3. amalanya. Akan kembali yang dua, harta dan keluarga, yang kekal menemani dirinya hanya satu, yaitu amalnya saja. Maka siapa yang ingin baik di akhirat, ketika di dunianya harus beramal yang baik yang berdasarkan wahyu Allah.
Dalam materi ini sangat perlu mengemukana tafsir Ibnu Katsir bahwa harta seseorang tidak akan bisa menebus dirinya dari adzab Allah SWT. meskipun harta tersebut berupa emas sebesar bumi, anak keturunanya juga tidak akan bisa menebus pula. Saat hari kiamat, harta dan anak keturunan tidak akan berguna sama sekali, yang berguna saat itu hanyalah iman, ikhlas dan bebas dari kemusyrikan. 
Qolbun salim adalah hati yang selamat dari kotoran dan kemusyrikan, sementara Ibnu Abbas juga pernah mengatakan bahawa hati yang salim adalah hati yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali hanya Allah SWT. Bahwa hati yang salim adalah hati yang sehat, yaitu hatinya orang beriman, karena hati orang kafir dan munafiq adalah sakit, dan hati yang salim adalah hati yang selamat dari malapetaka harta benda dan anak keturunan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Coment Anda Disini