Rabu, 02 November 2011

HIKMAH DAN FADHILAH IBADAH QURBAN


A. FADHILAH PELAKSANAAN QURBAN

Fadhilah yang diperolehi daripada ibadah korban ini amat besar antaranya:

1.       Menambah amal kebajikan. Sabda Rasullah Saw: Maksudnya: "Korban itu bagi tuannya dengan setiap bulunya adalah kebajikan". (Hadis riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah dan al-Hakim).

2.     Sebagai penebus dosa Sabda Rasullah Saw kepada Sayyidatina Fatimah: Maksudnya: "Hai Fatimah,berdirilah di sisi korbanmu dan saksikanlah ia, sesungguhnya titisan darahnya yang pertama itu pengampunan bagimu atas dosa-dosamu yang telah lalu". (Hadis riwayat al-Bazzar dan Ibnu Hibban).

3.       Mendapat tempat yang mulia di sisi Allah. Sabda Rasullah Saw:  Maksudnya: "Wahai manusia, sembelihlah korban dengan mengharapkan pahala daripada Allah dengan darahnya, bahwa sesungguhnya darah qorban itu jika ia tumpah ke bumi maka ia akan mengambil tempat yang mulia di sisi Allah Azza Wajalla." (Hadis riwayat Thabrani).

4.        Rasullah Saw pernah bersabda:  Maksudnya : "Tiada dibuat oleh anak Adam pada Hari Raya Adha akan sesuatu amal yang lebih disukai oleh Allah Ta'ala daripada menumpahkan darah (menyembelih korban). Bahawa korban itu datang pada hari kiamat dengan tunduk-tunduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya. Sesungguhnya darah korban itu mengambil tempat yang mulia di sisi Allah sebelum darah itu tumpah ke bumi, maka hendaklah kamu buat korban itu dengan hati yang bersih." (Hadith riwayat Tirmidzi).

5.       Ancaman terhadap orang yang mampu melakukan qurban tetapi tidak melaksanakannya. Daripada Abu Hurairah ra katanya, sabda Nabi Saw: Maksudnya: "Barangsiapa yang ada kemampuan untuk berqurban tetapi tidak melakukannya, janganlah dia hadir bersama kami di tempat sembahyang kami". 


B. HIKMAH BERQURBAN 

1.       Memperingati peristiwa ketaatan Nabi Ibarahim as yang sangup menyahut perintah Allah Ta'ala untuk mengorbankan anaknya Nabi Ismail as.
2.       Melahirkan tanda bersyukur kepada Allah Swt, terhadap nikmat-nikmatnya yan melimpah-ruah.
3.       Menanamkan perasaan kasih-sayang antara si kaya dengan si miskin.
4.       Sebagai bentuk penyembelian ketuhanan / tuhan-tuhan selain Allah Swt, karena diakui atau tidak manusia itu sudah berikrar didalam rahim akan menuhankan Allah Swt, satu-satunya. Tetapi dalam kenyataan kita temukan masih banyak manusia yang disamping menuhankan Allah Swt, juga menuhankan yang selain Dia. Ada orang yang menuhankan matahari, bulan, bintang, lautan, gunung, pohon-pohon, batu bahkan menuhankan manusia / dirinya sendiri.
5.       Sebagai ibadah dalam melaksanakan perintah Allah Swt. Yaitu ujian ketaatan terhadap perintah Allah Swt, sesungguhnya manusia itu diberi oleh Allah Swt, nikmat yang banyak sekali. Dengan disertai perintah ibadah yang sedikit sekali. Sehari-semalam waktu yang diberikan adalah 24 jam tetapi Allah Swt, hanya memerintahkan kepada manusia melaksanakan shalat lima kali sehari. Kalau satu kali shalat itu memerlukan waktu 5 menit x 5 = 25 menit saja . tidak sampai setengah jam. Demikian pula kalau manusia diberi rezeki Allah Swt,  Rp. 100 juta, Allah Swt, hanya memerintahkan membayar zakat 2,5 juta / 2,5% saja. Dalam satu tahun 360 hari Allah Swt, hanya memerintahkan puasa wajib 30 hari saja. Tetapi masih banyak manusia yang tidak mematuhi perintah Allah Swt itu.
6.       Sebagai ujian kecintaan kita kepada Allah Swt, jika dibandingkan dengan cinta kita kepada selainnya. Ya ibaratnya Nabi Ibrahim as punya Ismail, yaitu sesuatu yang sangat dicintainya. Maka kita juga punya Ismail yang lain. Ada yang sangat mencintai harta, kedudukan bahkan seorang wanita sehingga apapun yang diperintahkan oleh yang dicintainya itu akan dilaksanakan. Sebaliknya ketika diperintah oleh Allah Swt, yang tidak begitu dicintainya ya ogah-oga hmelaksanakannya. Maka ketika kita diminta untuk berqurban, akan teruji cinta kita kepada Ismail kita itu. Nah sebagai seorang Ismail maka dia diuji untuk mengurbankan dirinya, masalah rasanya berat sekali. Contoh ketika kita ditodong dijalan untuk menyerahkan sejumlah uang atau akan dibunuh, hampir pasti kita akan serahkan uang itu asal kita tidak dibunuh.
7.       Maka jika kita kaitkan dengan situasi dan kondisi saat ini, hikmah qurban itu sungguh sangat besar sekali. Yaitu di saat negeri kita sedang terpuruk, ekonomi sedang bangkrut, kemanusiaan kita sedang kecut dan kehidupan politik yang carut marut serta terhadap larangan agama sudah tidak takut. Adalah sangat tepat jika kita memahami hikmah qurban ini sehingga muncullah dalam jiwa kita tekat untuk:
a.     Berani meninggalkan semua bentuk penyembahan berhala dan kembali kepada agama tauhid.
b.    Beribadah sesuai dengan apa yang diperintahkan sebagai wujud iman dan takwa kita termasuk ibadah-ibadah sosial.
c.      Berbahagia menerima nikmat dari Allah Swt, serta sabar dalam menjalani ujian Allah Swt. Karena kecintaan kita kepada-Nya.
d.      Siap berkurban ketika diminta oleh Allah Swt, kurban apa saja yaitu harta, benda, keluarga bahkan jiwa raga kita demi cinta kita kepada Allah Swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Coment Anda Disini