Rukun
Kebahagian Hidup Manusia
Prof.
Buya Hamka, seorang ulama besar yang berasal dari Maninjau Kabupaten Agama
Sumatera Barat, yang kiprahnya memiliki andil besar dalam menghadirkan tasawuf
modern di abad ke XX, menyebutkan empat rukun agar kebahagian yang bersemayam
dalam kehidupan manusia, lebih banyak terasa dibandingkan kesusahannya, yaitu:[1]
Pertama, sehat tubuh. Selain menjaga kesehatan fisik, disebutkan juga bahwa
seseorang hendaknya menjauhi sifat hasad (dengki), karena, dengan sifat hasad,
maka susahmu, miskinmu, dan sakitmu akan berlipat ganda.
Kedua, sehat akal, ingatan, keteguhan pendapat dan pikiran. Perjuangan
hidup memang senantiasa menghendaki kepayahan akal. Oleh karena itu, akal yang
cepat mengeluarkan pendapat, merespons realitas, dan selalu melihat apa yang di
belakang yang tampak di mata, harus selalu diasah, sehingga menghadirkan kemenangan
sekaligus kebahagiaan.
Ketiga, sehat jiwa, yang merupakan derivasi dari keimanan kepada Allah
SWT. Namun, akan tidak berarti apa-apa sekiranya sehat rohani itu hanya
dijadikan jargon, tanpa memberikan efek nyata dalam kehidupan.
Keempat, perasaan yang kaya, ada pepatah yang sangat berharga, yaitu
‘kekayaan adalah pada perasaan telah kaya’. Bila seseorang telah merasa kaya,
sepeser pun tak berarti kekayaan itu kalau belum untuk kemaslahatan umum,
membela fakir miskin, dan menyucikannya dengan berzakat, infak, dan sedekah.
Oleh karenanya, perlombaan dalam mengarungi lautan kehidupan, meniscayakan
perlombaan dalam melakukan penyucian jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Coment Anda Disini