Minggu, 14 Agustus 2011

KORELASI 17; AGUSTUS, RAMADHAN, & RAKAAT SHALAT



Add caption

Abstrak: Bangsa Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 yang diproklamirkan oleh Soekarno- Hatta atas nama Bangsa Indonesia tepatnya hari Jum’at pada pukul 10.15 WIB bertepatan 17 Ramadhan 1365 Hijriah dan terinsprisai dari 17 Rakaat Shalat. Sehingga tidak berlebihan bahwa 17 in three sangatlah erat korelasinya, khusus bagi ummat Islam. Hal itu terdapat pengakuan khusus Pendiri Republik ini dalam Pembukaan UUD 1945 atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa
Pelaksanaan puasa Ramadhan tahun ini sangatlah istimewa. Awal puasa Ramadhan 1432 Hijriyah sebagai bulan istimewa yang ditunggu-tunggu semua umat muslim di seluruh dunia terjadi bertepatan dengan tanggal 1 Agustus 2011 Masehi dan kebetulan juga tanggal 17 Ramadhannya bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke-66. Momen ini mengingatkan kita pada prosesi proklamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 silam. Ketika itu, terjadi pula pada bulan Ramadhan, bahwa Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 Masehi yang bertepatan dengan 17 Ramadhan 1365 Hijriah pada hari Jumat pukul 10.15 WIB yang diproklamirkan oleh Soekarno-Hatta yang pada hari itu ummat Islam diwajibkan untuk melaksanakan shalat Jumat. Meskipun banyak sumber yang mengatakan bahwa proklamasi bertepatan dengan tanggal 8 Ramadhan, ada yang mengatakan tanggal 9 Ramadhan, bahkan ada yang menyebutkan tepat tanggal 17 Ramadhan 1365 H. Kita tidak akan pernah mendapatkan data penting soal persitiwa 17 Agustus 1945 yang bertepatan dengan 17 Ramadhan di buku-buku sejarah kontemporer Indonesia manapun.
Melihat kenyataan ini, bisa ditarik kesimpulan bahwa pada bulan puasa pun dalam suasana lapar dan dahaga para pendahulu kita tetap berjuang mengusir penjajah tanpa mengenal lelah! Sehingga puasa bukan dijadikan tameng untuk bermalas-malasan. Mengapa proklamasi bangsa ini bertepatan dengan Nuzulul Quran? Apakah ini hanya kebetulan belaka, sengaja diciptakan, atau ada kekuatan lain yang merencanakannya?  Wallahu 'alam bi shawab. Namun hanya saja, yang pasti terdapat tiga angka 17 yang menjadi angka sakral bagi bangsa Indonesia, terutama bagi penduduknya yang mayoritas muslim, yakni 17 Agustus (Proklamasi), 17 Ramadhan (Nuzulul Quran), dan 17 Rakaat (shalat).    Lantas, apa hubungannya (korelasi) antara 17 Agustus dengan 17 Rakaat dan 17 Ramadhan?
Di dalam Pembukaan UUD 1945 Alenia ke 3 tertulis, "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya."  Barang kali Rahmat yang Allah SWT berikan untuk Bangsa Indonesia hanya berjumlah satu, bayangkan itu pun sudah lebih dari cukup untuk seluruh rakyat Indonesia yang dan tidak akan habis. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungghnya Allah mempunyai seratus rahmat, diturunkan ke bumi hanya satu rahmat untuk penduduk dunia, maka mencukupi hingga habis ajal mereka dan Allah akan mencabut rahmat itu yang satu pada hari kiamat untuk menggenapkan pada yang sembilan puluh sembilan untuk diberikannya kepada para wali dan ahli taat kepada-Nya.” (HR. Muslim). Yang harus dipahami, bahwa rahmat Allah itu hak pererogatif Allah. Allah menentukan rahmat-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya”. QS:3/74:
يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Allah menentukan rahmat-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. Ali Imran:74)
 Dan Allah mengetahui apabila mereka dibiarkan begitu saja dengan apa yang sudah difahami, mereka akan meninggalkan amal dan bergantung kepada kehendak azali, maka Allah berfirman: “Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat dari orang-orang yang berbuat baik”. QS:7/56:
وَلا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ بَعْدَ إِصْلاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
 Kepada “Kehendak” segala sesuatu itu bersandar dan bukan kepada segala sesuatu “Kehendak” itu bersandar. Artinya setiap muslim harus mampu menjadi penyebab datangnya rahmat Allah itu kepada yang lain. Caranya tentu dengan berbuat baik , ikhlas karena Allah, yang teraktual dengan sifat cinta dan kasih sayang. Akhlak seperti inilah yang membuat umat Islam itu sebagai titisan rasul yang tak lain rahmat bagi alam semesta. Atas perjuangan ikhlas para pahlawan atau syuhada berjuang untuk meraihi kemerdekaan ini yang mereka sendiri tidak menikmati apa itu arti sebuah kemerdekaan.
Sungguh sebuah pengakuan yang jujur dari para pemimpin kita dahulu bahwa Proklamasi 17 Agustus hanya bisa diperoleh dengan berkat Rahmat Allah SWT.  Tanpa Rahmat Allah SWT, sulit dibayangkan bahwa kemerdekaan ini akan diraih. Jenderal mana yang berani bertaruh, bambu runcing bisa mengalahkan meriam? Kalau meriamnya belina semua orang pasti bisa, ini kan meriamnya meriam si Belanda. Ahli strategi perang mana yang berani menjamin bahwa tentara dadakan mampu bertempur dan menang melawan tentara Belanda yang profesional dan canggih? Para pejuang kita dahulu, yang walaupun tidak semuanya namun sebagian besar adalah umat Islam, tidak hanya bergerilya keluar masuk hutan membawa bambu runcing dan senjata seadanya, tapi mereka juga menggunakan 17 Rakaat sebagai media untuk memohon kepada Allah SWT agar kemerdekaan bisa diraih bahkan proklamir kemerdekaanpun bertepatan dengan hari Jumat dimana hari yang mulia, penghulu sekalian hari. Sehingga ketika kemerdekaan dicapai, fakta historis itu dicatat dalam sebuah ungkapan jujur, "Dengan berkat rahmat Allah SWT…". Demikianlah kita bisa melihat adanya keterkaitan yang jelas antara 17 Rakat Shalat dengan makna 17 Agustus.  Para pejuang atau syuhada sadar bahwa kemerdekaan ini tidak akan mungkin tercapai kalaulah bukan karena pertolongan Allah SWT melalui instrumen sholat 5 waktu sehari semalam yang berjumlah 17 Rakaat.
Sebelum mengungkap lebih jauh rahasia kemerdekaan Indonesia dibulan Ramadhan, marilah sejenak mengingat, merenungkan (tadabbur) dan mengenang kembali bagaimana perjuangan para syuhada yang telah gugur di medan peperangan. Bagaimana mereka berjuang tanpa kenal lelah, tanpa kenal waktu, ikhlas tanpa pamrih. Berjuang merelakan tetes demi tetes keringat dan darah, bahkan merelakan nyawa mereka demi mempertahankan negera Indonesia tercinta. Dengan adanya semangat juang membela tanah air yang merupakan bagian dari imanlah bangsa ini bisa ini merdeka, karena spirit hadis berikutlah mereka berjuang:
حب الوطان من الإيمان
Cinta tanah air  merupakan bagian dari iman.

Sementara itu bulan Ramadhan adalah saat diturunkannya Al Quran kepada Rasulullah SAW ketika menyendiri, di gua Hira puncak Jabal Nur (Gunung Cahaya), melalui perantara malaikat Jibri as dalam QS. Al Baqarah ayat 185 Allah SWT berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). 

Oleh karena itu yang ayat pertamanya diturunkan adalah QS. Al Alaq ayat 1-5:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (١)خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (٢)اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ (٣)الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (٤)عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (٥)
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dari ayat pertamanya "Iqra" (Bacalah!). Apa yang perlu dibaca? Ayat Allah, baik alam ini maupun wahyu Allah, Al Quran. Dengan firman pertama itu, seolah-olah Allah berkata, "Bacalah alam ini, pelajari, dan budidayakan untuk kemaslahatan kalian semua! Bacalah Al Qur’an sebagai pedoman hidup kalian". Keduanya harus kita jalankan dalam rangka menjaga keseimbangan antara hati dan otak. Mengharmoniskan hubungan antara kemajuan intelektual dengan kemantapan akidah. Pada bulan Ramadhan, kita dituntut untuk berlomba-lomba mencari pahala dari Allah SWT. Pahala dilipatgandakan tak hingga derajatnya. Syaitan dibelenggu menandakan kita harus berjibaku mencari kebaikan dan hidayah Allah sebanyak-banyaknya. Kita harus berjuang sampai akhir Ramadhan untuk mencapai tingkatan takwa. Titel yang sangat luar biasa bagi seorang mukmin.
Adapun 17 Agustus, kita diingatkan pada persitiwa sejarah masa lalu. Ketika penjajah berusaha mengobrak-abrik kedaulatan negara ini, para pahlawan yang tanpa belas kasih berusaha membelaa  tanah air ini tanpa pamrih. Harta benda sampai jiwa pun dikorbankan untuk mencapai satu tujuan mulia, Merdeka atau mati sahid dengan slogan ‘isykariman au muutsyahidan” (Hiduplah mulia atau mati syahid). Puncak dari deklarasi pertanda kemerdekaan negara ini, jatuh pada 17 Agustus. Sebelum mengungkap lebih jauh rahasia kemerdekaan Indonesia dibulan Ramadhan, marilah sejenak mengingat, merenungkan dan mengenang kembali bagaimana perjuangan para syuhada yang telah gugur di medan peperangan. Bagaimana mereka berjuang tanpa kenal lelah, tanpa kenal waktu, ikhlas tanpa pamrih. Berjuang merelakan tetes demi tetes keringat dan darah, bahkan merelakan nyawa mereka demi mempertahankan negera Indonesia tercinta.
Sudah selayaknya kita sebagai anak-cucu mereka yang tidak memiliki kesempatan berjuang secara fisik, untuk bersyukur dan memanjatkan doa yang tulus untuk para syuhada. Agar mereka mendapatkan tempat terindah disisi Allah SWT, amin amin ya Rabbal alamin. Serta melajutkan perjuangan dan cita-cita mereka yang merupakan cita-cita bangsa. Masih segar dalam ingatan kita bukan? Bagaimana hiruk-pikuk dan gemerlapnya perayaan kemerdekaan yang akrab disebut 17an atau agustusan. Luar biasa, beragam lomba diadakan di tiap pojok RT perkampungan, pantai, lapangan dan alun-alun kota. Jalan santai bertabur hadiah, berbagai arak-arakan karnaval memenuhi jalan-jalan utama perkotaan. Bergam pesta pentas hingar-bingar tiap malam hari. Bagaimanapun meriahnya kalau itu tidak didasari atas syukur kepada Allah SWT, akan menjadi sia-sia belaka.
Dari ketiga angka sakral 17 tersebut, bisa disimpulkan bahwa dengan melaksanakan 17 Rakaat kita isi 17 Agustus dengan berpedoman pada petunjuk yang turun di 17 Ramadhan. Semoga ketiga 17 itu tetap terpatri di hati para pemimpin bangsa, sehingga mampu mengantarkan negeri ini menuju masyarakat adil dan makmur di bawah naungan ridha Allah SWT.




2 komentar:

  1. Akn tetapi kenyataan berbicara lain , kemerdekaan yg diraih dg perjuangan tanpa pamrih hrs diisi dg perjuangan yg byk pamrih ... ^-^ luar biasa ...

    BalasHapus
  2. Akan tetapi, kenyataan berbicara lain, kemerdekaan yg diraih dg perjuangan tanpa pamrih telah byk diisi dg perjuangan yg pamrih ... ^-^ miris

    BalasHapus

Tinggalkan Coment Anda Disini